Day-1
Dear Lelaki,
Sejujurnya, inspirasi #30HariMenulisSuratCinta ini dari kamu. Sisa kenangan ribuan hari. Tegukan terakhir kopi kita. Lapar nyata begitu berhasil membuat aku dan kamu tak pernah bisa memahami, apa yang kita paham.
Kita terlalu sama. Satu jiwa. Itu katamu dulu. Dalam tiap lisan dan pesan yang kamu berikan.
Okey, hari pertama. 14 Januari 2011, aku mulai dari pertemuan malam itu. Deru motor lama di depan kontrakanku, juga teleponmu yang menandakan kamu telah siap menanti di gerbang. Lelaki kecil dengan tatapan tak teduh. Ah! Kurang adil rasanya kalau aku menilaimu hanya dari pandangan pertama.
Lalu. Makan malam di kedai bambu. Jauh dari romantis dan kesempatan mencuri suara. Tekadku, melanjutkan rasa untuk menelusuri tiap gerik gerak mata, bicara, intelegensia, bahkan etika.
Entah. Kenapa semangat keingintahuanku tentangmu tiba-tiba saja meledak? Aneh. Namun, kurasa kamu sudah tahu jawabannya satu bulan kemudian.
Dan... hujan deras tanpa aba-aba. Ditengah perjalanan pulang kita. Masjid pertama untuk jejak dua pasang kaki basah. Karena itu aku pernah menamaimu, lelaki hujan.
Begitulah, lelaki yang menjadikan aku sebenar-benarnya aku. Lelaki yang mengajariku hidup keji, hidup sebenar-benarnya hidup.
Dimanapun kamu. Membacanya atau tidak. Jangan dulu bergembira! Masih ada dua puluh sembilan surat lagi yang akan tertuju padamu.
Regards.
-Enha-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar